Google

Tuesday, November 13, 2007

Rasa Sayange

Rasa Sayange direkam oleh Lokananta tahun 1958, kemudian pada 15 Agustus 1962 dibagi sebagai suvenir bertepatan saat pelaksanaan pesta olahraga Asian Games di Jakarta oleh Presiden Soekarno. Presiden Soekarno memberikan piringan hitam tersebut sebagai cenderamata kepada pimpinan kontingen tiap negara peserta Asian Games dimana lagu "Rasa Sayange" menjadi salah satu dari delapan lagu yang ada.Piringan hitam yang merekam delapan lagu-lagu rakyat seperti Rasa Sayange, Caca Marica, Suwe Ora Jamu, Gelang Sipatu Gelang, dan Rayuan Pulau Kelapa. Catatan rekaman Rasa Sayange dari Maluku tersebut masih terdokumentasi dengan baik di Lokananta Solo."Kalau ingin mempermasalahkan secara hukum mengenai kepemilikan, maka merekam merupakan salah satu bukti yang kuat," kata Jero Wacik yang dalam jumpa pers tersebut didampingi oleh musisi asal Maluku, Christ Pattikawa, Ketua PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia) Dharma Oratmangun dan Sekretaris PAPPRI, James F Sundah serta Dirjen HAKI Depkumham Andy Noorsaman Sommeng.Dia mengatakan pihaknya dibantu dengan dan musisi Indonesia lainnya sedang mencari bukti yang lain mengenai lagu Rasa Sayange melalui satu Yayasan dari Jepang, Minoru Endo Music Foundation (MEMF) yang pada 1997 mengkompilasi lagu pop dan lagu rakyat yang populer dari negara-negara di Asia.Setelah mengkompilasi, Yayasan Minoru membukukan dua ribu lagu dalam buku "Evergreen Song 2.000" dan menyebarluaskan buku itu."Tapi karena ada pembatasan, maka tidak semua ditulis, hanya ada 19 lagu Indonesia yang ditulis partiturnya dan ada 50 lagu yang terdaftar di buku itu, dan lagu Rasa Sayange tidak terdapat dalam 50 lagu itu," kata Jero Wacik.Dia mengatakan saat ini pihaknya tengah mencari informasi apakah dari 2000 lagu yang dikompilasi oleh Yayasan Minoru terdapat lagu Rasa Sayange.